Thursday, June 14, 2012

Sepotong Hati di Dalam Mimpi

Kata orang, kalo nge-blog itu, kita nulis perasaan paling kuat yang lagi dirasain.

Jujur, sebenernya gue lagi gak merasakan apa-apa. Gue bingung sebenernya. Semenjak liburan, gue menjadi manusia mirip siput yang kerjaannya hanya makan-mandi-online-ngalong-tidur-malesgerakgerak dan begitu terus selama beberapa hari. Kalo ada temen yang ngajak jalan, baru keluar dari kediaman. Sisanya tergantung sang mama (ya karena dia yang selalu setia mengantar dan menemani, ya jadi begitu.)

Well, perasaan yang (mungkin) sedang dirasakan sekarang berhubungan sama cinta (selalu cinta, gak tau napa).
Cinta yang gue maksud bukan cuma jatuh cinta yang happy happy terus, bukan cuma cinta cinta-an yang membuat kita merasa melayang layang sampai ke Mars, bukan cuma cinta cinta-an yang membuat kita merasa dunia serasa milik berdua, bukan cuma cinta cinta-an yang membuat kita merasa selalu ada kata 'kita' diantara 'aku' dan 'kamu'.
 Tapi, cinta yang gue maksud mengarah juga ke perasaan mengecewakan karena cinta, sakit hati karena cinta, pasrah karena cinta, dikecewakan oleh cinta (well, ada perbedaan diantara mengecewakan dan dikecewakan), pengharapan yang terlalu tinggi karena cinta, menggunakan perasaan seorang sebagai suatu pelarian dengan mengatasnamakan cinta, dan sebagainya dan sebagainya.

Cinta yang gue maksud ini juga bukan cuma cinta kepada seorang, bukan cuma cinta kepada lawan jenis, tapi juga cinta kepada keluarga, teman dan orang orang paling berharga, atau mungkin, mereka yang sebenernya gak terlalu berperan penting dalam hidup kita tapi memberikan kesan paling dalam di hati.

But the problem is, gue pribadi agak takut nulis sesuatu yang berbau cinta cinta-an. Menurut gue, tulisan bertema cinta merupakan salah satu hal yang lumayan sulit ditulis.
Kenapa?
Karena gue takut kalo tulisan bertema cinta tersebut akan menjadi terlalu letoy, nyeh, garing, perkedel, lebay, cheesy, ya intinya yang begitu begitu lah.
Gue sendiri juga takut kalo nanti tulisan yang bertema cinta akan berakhir seperti surat cinta gombal gombalan remaja di sinetron sinetron alay yang sebenernya gak ada artinya dan sangat garing dan sangat pasaran. Contoh; 'kalo kamu jadi lebah, aku mau jadi madunya.' atau 'Bapak kamu astronaut ya? Abis muka kamu kayak bintang.' atau yang salah gaul 'Bapak kamu dokter bedah ya? Soalnya hatiku pernah dibedah sama bapakmu.' semacamnya lah.

Mengertikah kalian?
curcol anak sekolahan berakhir, sekian.

(Gak ada hubungannya sama sekali sama judul post di atas. Wow amazing.)

No comments:

Post a Comment